Penerapan Terapi Realitas Teknik WDEP untuk Meningkatkan Penerimaan Diri WBS Panti Bina Insan Bangun Daya

  • Farah Rizki Rahmawan FPSI-UPI Y.A.I
  • Roza Elmanika Putri FPSI-UPI Y.A.I
  • Rilla Sovitriana FPSI-UPI Y.A.I
Kata Kunci: Penerimaan Diri, Terapi Realitas Teknik WDEP, Warga Binaan Sosial

Abstrak

Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya II Jakarta Timur sendiri menampung berbagai karakteristik penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS) yang mengganggu ketertiban masyarakat. Beberapa dari WBS di panti adalah wanita
rawan sosial ekonomi. Kebanyakan dari WBS sudah memiliki anak, telah ditinggal/bercerai dari suaminya, memilki
pekerjaan yang tidak menentu sehingga berakhir di jalan. Dibawa ke panti untuk dilakukan pembinaan. Namun saat
pembinaan WBS memperlihatkan perilaku negatif seperti:emosi labil, kurang bertanggung jawab, sulit menerima
keadaan, menyalahkan diri sendiri, dan menyendiri. Calhoun dan Acocella (1995)menjelaskan bahwa penerimaan diri
berhubungan dengan konsep diri yang positif, dimana dengan konsep diri yang positif, seseorang dapat menerima dan
memahami fakta-fakta yang begitu berbeda dengan dirinya. Penerimaan diri merupakan kemampuan menerima segala
hal yang ada pada diri sendiri baik kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki. Untuk meningkatkan penerimaan
diri pada WBS dibantu dengan Terapi Realitas dengan Teknik WDEP yang dilakukan sebanyak 10 sesi. Hasil
pengukuran penerimaan diri menggunakan skala penerimaan diri berdasarkan teori Sheerer (1957) dalam bentuk pretest
dan post-test sehingga menghasilkan temuan adanya perubahan penerimaan diri pada WBS sebesar 43% dari
kategori sedang menjadi tinggi.

Diterbitkan
2023-10-23