Pelatihan Pembuatan Tempe Dalam Meningkatkan Soft skills Peserta Didik SMA Muhammadiyah Cipanas

  • Mayarni Mayarni
  • Agus Pambudi Dharma
  • Rizkia Suciati
  • Ayu Tsurayya
  • Retno Fitria Setyawati
  • Arby Rachman Yusuf
  • Ananda Nurputri Azzahra

Abstrak

Penerapan bioteknologi konvensional terlihat di dalam pembuatan tempe yang prosesnya
menggunakan bahan baku kacang kedelai terfermentasi dengan bantuan mikroorganisme berupa
bakteri, alga, jamur dan ragi atau yeast. Kegiatan pelatihan pembuatan tempe dilaksanakan pada
tanggal 3-4 Agustus 2023 yang bertempat di SMA Muhammdiyah Cipanas dengan jumlah peserta
sebanyak 35 siswa. Metode yang digunakan dalam kegiatan pelatihan ini yaitu ceramah dengan
demontrasi. Semua peserta mengetahui tempe termasuk makanan yang paling disukai dan dimakan
oleh masyarakat Indonesia dan peserta sudah pernah mengkonsumsi tempe dengan berbagai macam
cara olahan makanan. Mayoritas peserta masih memiliki pemahaman hanya hanya kacang kedelai
saja yang bisa dijadikan tempe. Namun, kacang non-kedelai bisa juga dijadikan bahan baku kedelai.
Peserta sudah memahami kedelai yang tidak dicuci dapat membuat tempe cepat busuk dan kualitas
tempe menurun bisa disebabkan semakin lama waktu fermentasi. Peserta sudah memahami tempe
yang memiliki sumber protein nabati yang cukup tinggi dan mengandung asam amino esensial yang
baik untuk tubuh manusia. Peserta mendapatkan manfaat dan meningkatkan soft skills
(keterampilan) dari pelatihan ini.

The application of conventional biotechnology is seen in the manufacture of tempeh, which uses
fermented soybean raw materials with the help of microorganisms such as bacteria, algae, fungi and yeast.
Tempe making training activities were carried out on August 3-4, 2023 at SMA Muhammdiyah Cipanas with
a total of 35 students. The method used in this training activity is lecture with demonstration. All participants
knew that tempeh is one of the most favorite foods eaten by the Indonesian people and the participants had
consumed tempeh in various ways of processed food. The majority of participants still have an understanding
that only soybeans can be made into tempeh. However, non-soy beans can also be used as soybean raw
materials. Participants already understood that unwashed soybeans can make tempeh spoil quickly and the
quality of tempeh decreases due to the longer fermentation time. Participants have understood that tempeh
has a high source of vegetable protein and contains essential amino acids that are good for the human body.
Participants benefited and improved their soft skills from this training.

Diterbitkan
2024-02-22