Kajian Sistem Agribisnis Selada Romaine Di Baba Green Farm Kelurahan Cibinong Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
Abstract
Meningkatnya permintaan selada berakibat Indonesia harus melakukan
import untuk memenuhi kebutuhan pangan yaitu selada dalam negeri. Menurut
Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki nilai import selada yang terus
meningkat dari tahun 2017 hingga 2019 mencapai 58.111 kg. penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sistem agribisnis selada romaine dan kelayakan
usahatani selada romaine di BaBa Green Farm. Metode dalam pengumpulan data
adalah data primer dan sekunder. Pengolahan data dianalisis secara deskriptif dan
kuantitatif. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis usahatani, analisis
R/C, dan analisis titik impas/Break Event Point (BEP). Harga selada romaine ke
restoran berkisar Rp. 22.000/kg, harga untuk hotel berkisar Rp. 23.000/kg, dan
harga untuk Reseller berkisar Rp. 22.000-24.000//kg tergantung dengan
kesepakatan kedua belah pihak. Hasil usahatani selada romaine selama satu kali
periode tanam (35 hari) analisis Penerimaan dariselada romaine yang diterima
sebesar Rp. 2.988.000, hasil analisis Gross Margin sebesar Rp. 2.259.768, biaya
total yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.247.268, pendapatan yang diterima sebesar Rp. 1.740.732, nilai R/C sebesar 2,40, analisis titik impas (BEP) sebesar Rp.
5.528/kg, BEP Produksi sebesar 30,03 kg, BEP Penerimaan sebesar Rp. 680.853,
BEP Harga sebesar Rp. 9.413/ Kg. Dengan nilai R/C yang tinggi maka usahatani
selada romaine sangat layak diusahakan. Kesimpulan nya Baba Green Farm sudah
menerapkan subsistem input, subsistem produksi, subsistem pengolahan hasil
pertanian/ subsistem pasca panen, subsistem pemasaran dan subsistem Lembaga
penunjang dan R/C dari usahatani sebesar 2,40 dapat dikatakan usaha ini layak
untuk dilakukan. Saran kepada pemilik BaBa Green Farm untuk terus mengupgrade
pengetahuan karyawannya dengan mengikuti berbagai pelatihan dalam hal
membudidayakan usaha hidroponik agar dapat meningkatkan efektivitas dalam
produksi. Serta mengembangkan pasar dengan cara ekspansi lahan dan menambah
komoditas yang belum ada di Perusahaan sehingga hasil produktivitas sayuran bisa
lebih optimal sekaligus dapat menjangkau pasar yang lebih luas.